Sebagai mineral silikat
pembentuk batuan, felspar mempunyai kerangka struktur tektosilikat yang
menunjukkan 4 (empat) atom oksigen dalam struktur tetraheral SiO2 yang dipakai
juga oleh struktur tetraheral lainnya. Kondisi ini menghasilkan kisi-kisi
kristal seimbang terutama bila ada kation lain yang masuk ke dalam struktur
tersebut seperti penggantian silikon oleh aluminium. Terlepas dari bentuk strukturnya,
apakah triklin atau monoklin, felspar secara kimiawi dibagi menjadi empat
kelompok mineral yaitu kalium felspar (KAlSi3O8), natrium felspar (NaAlSi3O8),
kalsium felspar (CaAl2Si2O8) dan barium felspar (Ba Al2Si2O8) sedangkan secara
mineralogi felspar dikelompokkan menjadi plagioklas dan K-felspar. Plagioklas
merupakan seri yang menerus suatu larutan padat tersusun dari variasi komposisi
natrium felspar dan kalsium felspar. Plagioklas felspar hampir selalu
memperlihatkan kenampakan melidah yang kembar (lamellar twinning) bila sayatan
tipis mineral tersebut dilihat secara mikroskopis. Sifat optis yang progresif
sejalan dengan berubahnya komposisi mineralogi memudahkan dalam identifikasi
mineral-mineral felspar yang termasuk ke dalam kelompok plagioklas tersebut.
Na-plagioklas banyak ditemukan dalam batuan kaya unsur alkali (granit, sienit).
Andesin dan oligoklas terdapat pada batuan intermediate seperti diorit
sedangkan labradorit, bitownit dan anortit biasanya sebagai komponen batuan
basa (gabro) dan anortosit. Mineral yang termasuk kelompok K-felspar
diklasifikasikan berdasarkan suhu ristalisasinya, mulai dari sanidin (suhu
tinggi), ortoklas, mikroklin sampai adu-laria (suhu rendah). Keempat mineral
mempunyai rumus kimia sama yaitu KAlSi3O8 dan (terutama) ditemukan pada batuan
beku asam seperti granit dan sienit, selain itu ditemukan pula pada batuan
metamorfosis dan hasil re-work pada batuan sedimen. Keberadaan felspar dalam
kerak bumi cukup melimpah. Walaupun demikian untuk keperluan komersial dibutuhkan
felspar yang memiliki kandungan (K2O + Na2O) > 10%. Selain itu, material
pengotor oksida besi, kuarsa, oksida titanium dan pengotor lain yang
berasosiasi dengan felspar diusahakan sesedikit mungkin. Felspar dari alam
setelah diolah dapat dimanfaatkan untuk batu gurinda dan felspar olahan untuk
keperluan industri tertentu. Mineral ikutannya dapat dimanfaatkan untuk
keperluan industri lain sesuai spesifikasi yang ditentukan. Industri keramik
halus dan kaca/gelas merupakan dua industri yang paling banyak mengkonsumsi
felspar olahan, terutama yang memiliki kandungan K2O tinggi dan CaO rendah.
Berbicara mengenai potensi endapan felspar di Indonesia, sebaran material ini
terdapat hampir di seluruh negeri dengan bentuk endapan berbeda dari satu
daerah dengan daerah yang lain tergantung jenis endapan, primer atau sekunder.
Data dari Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Mineral menunjukkan cadangan
terukur (proved), tereka (probable) dan terindikasi (possible) masing-masing
sebesar 271.693, 11.728 dan 56.561 ribu ton.
0 comments:
Post a Comment